That’s A Good Question!
Kalimat di atas adalah kalimat sederhana
yang sering saya dengarkan selama saya berkuliah di Negeri Paman Sam.
Sebuah kalimat pendek, namun secara pribadi, saya menilainya memiliki
makna yang dalam.
Alhamdulillah dengan sokongan beasiswa,
saya diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk melanjutkan studi di AS.
Sama seperti di Indonesia, dengan format mixed study, kami diharuskan mengambil course dan pada saat yang sama harus pula melakukan penelitian sebagai bahan untuk tesis.
Banyak pengalaman menarik yang dapat
saya peroleh dari keterlibatan saya dalam perkuliahan. Salah satunya
adalah cara para pengajar menghadapi pertanyaan-pertanyaan yang muncul
dari mahasiswanya. Tentunya setiap dosen memiliki cara tersendiri dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan peserta perkuliahan. Namun, apapun
perbedaan cara itu, ternyata ada satu kesamaan yang dimiliki oleh para
pengajar dalam menjawab pertanyaan mahasiswanya.
Apa itu?
Setiap akan menjawab pertanyaan, maka sang pengajar pasti akan mengatakan, “That’s a good/great/nice question”.
Kalimat ini diucapkan dengan rona wajah sang dosen yang begitu
bersemangat. Seolah ingin menyampaikan kepada anak didiknya bahwa saya
sangat senang sekali dengan pertanyaan Anda.
Memang terdengar sederhana. Namun, dari
titik inilah kita seringkali terjebak pada kondisi kuliah yang sangat
kaku dan menakutkan. Apa yang dilakukan oleh para pengajar di atas
adalah secuil fakta bahwa dalam proses belajar, kondisi mood peserta didik sangat menentukan taraf penerimaan materi yang diajarkan.
Sudah bukan rahasia lagi bahwa suasana
belajar yang tenang, relaks, dan bersahabat akan memberikan efek dahsyat
bagi peserta ajar. Sebaliknya, kondisi yang tegang, penuh ketakutan,
dan kaku pada akhirnya bisa menimbulkan kesukaran dalam menerima materi
ajar.
Apa yang dicontohkan oleh sang pengajar
di atas hanyalah sedikit cara untuk membangkitkan semangat peserta
kuliah. Dengan kalimat sederhana itu, setiap penanya merasa sangat
dihargai. Mereka tidak takut jika pertanyaannya mengandung kesalahan.
Pun tidak takut ditertawai. Hal ini saya amati sendiri. Membiasakan
mengucapkan hal ini kepada anak didik yang bertanya, pada akhirnya akan
menyentuh ranah afektif anak didik dalam proses pembelajaran yang
merupakan domain penting dalam proses pendidikan sebagaimana yang diulas
oleh Bloom. Ki Hajar Dewantara pun sudah menyinggung betapa ‘rasa’ adalah faktor penting dalam proses pendidikan.
Akan sangat berbeda dengan pengalaman
saya sewaktu kuliah dulu. Wajar saja ada ketakutan saat ingin mengajukan
pertanyaan. Mengapa? Saat akan bertanya, ada perasaan takut ditertawai,
takut ditanggapi sinis oleh pengajar, dan takut dibilang sok pintar.
Bahkan, bukan hanya pengajarnya, teman-teman sekelas pun kadang jengkel
jika ada temannya yang banyak bertanya karena waktu pulang pun bisa
molor. Hehe.
Akhirnya, dengan kalimat “That’s a good question”,
sang pengajar telah mengeliminir segala bentuk ketakutan yang bisa
muncul di benak mahasiswanya saat ingin mengajukan pertanyaan. Sekali
lagi, memang sangat terdengar sepele. Namun, bagi saya, kalimat ini
memiliki kekuatan yang luar biasa dalam memberi penghargaan,
membangkitkan semangat, dan kepercayaan diri sang penanya.
Salam Good Question.
Komentar
Posting Komentar