Teknologi
Hari ini praktis aktivitas saya di kampus hanya berada di depan layar computer. Tugas toksikokinetik sedang menunggu untuk diselesaikan. Walaupun due date-nya tanggal 5 November, masih ada 6 hari lagi, tetapi saya memutuskan untuk segera menyelesaikan tugas ini.
Toksikokinetik pada dasarnya mirip dengan farmakokinetik. Ke-2 mata kuliah ini memfokuskan bahasannya mengenai nasib obat dalam tubuh. Alhasil, konsep-konsep yang dipaparkan di toksikokinetik pun persis sama dengan apa yang saya pernah dapatkan di farmakokinetik. Waktu paruh, volume distribusi, tetapan laju eliminasi, dan lain-lain, merupakan istilah-istilah yang selalu menggelayuti pikiran saya dalam mata kuliah ini. Satu-satunya yang membedakan antara farmakokinetik dan toksikokinetik adalah fokus xenobiotic yang diulas atau dijadikan contoh. Jika farmakokinetik menggunakan obat-obatan sebagai contoh dalam soal-soal yang diberikan, maka toksikokinetik justru membahas tentang zat-zat toksik sebagai fokus bahasannya. Namun, ke-2 MK kuliah ini pada dasarnya sama saja.
Begitu juga dengan pendekatan penyelesaian kasus-kasus yang diberikan. Ke-2 MK ini tetap saja tidak jauh dari perhitungan matematika. Soal-soal klinik beserta data yang diberikan harus diselesaikan dengan baik dan tepat waktu jika tidak ingin Anda kehilangan kredit.
Di titik inilah, penggunaan Microsoft Excel menjadi sangat krusial. Selama menyelesaikan tugas-tugas toksikokinetik ini, saya tidak pernah lari dari Excel. Begitu membantu. Sangat membantu…! Sampai-sampai saya membayangkan apa jadinya jika Excel belum terciptakan sampai sekarang ini. Mungkin perhitungan-perhitungan tersebut tetap akan terselesaikan, namun pasti membutuhkan waktu yang relative lebih lama.
Teknologi adalah salah satu perangkat yang telah menjelma menjadi sebuah kebutuhan. Nyaris setiap aktivitas yang kita lakukan tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya teknologi. Dengan teknologi, sebuah pekerjaan yang dulunya tidak mungkin, menjadi mungkin; yang dulunya memakan waktu lam, menjadi singkat; yang dulunya ribet, menjadi terasa mudah. Yang terpenting, dengan teknologi, kita bisa "menguasai" dunia.
[caption id="attachment_114" align="aligncenter" width="600"] (Source: dirtyfarms.blogspot.com)[/caption]
Adalah sebuah keniscayaan bagi kita untuk terus belajar sepanjang hidup. Penguasaan teknologi tidak datang dengan sendirinya. Teknologi harus dipelajari, harus dikejar. Tidak akan jatuh dari langit begitu saja.
Namun, tentu saja penguasaan teknologi yang mumpuni harus tetap dibarengi oleh nilai-nilai keagamaan yang terkait dengan etika dan moral. Nilai-nilai inilah yang menjadi rem atas lajunya perkembangan teknologi sekarang ini. Banyak contoh di sekitar kita dimana tanpa adanya nilai-nilai relijiusitas, teknologi justru menjadi sesuatu yang merusak penggunanya. Masih ingat kasus video mesum anak SMP 4 Jakarta baru-baru ini?
Salam.
Komentar
Posting Komentar