Alarm Kebakaran
Siapa sih yang tak takut dengan musibah kebakaran? Siapa sih yang senang jika kediamannya dilalap si jago merah? Siapa sih yang tak bersedih jika melihat jilatan api berkobar menghancurkan huniannya?
Yah...tidak ada satu pun orang normal di dunia ini yang menginginkan musibah ini menghampirinya. Kerugian materiil setiap musibah kebakaran melanda terhitung cukup besar. Bahkan, korban jiwa pun kadang terjadi.
Atas dasar inilah, maka muncullah namanya Pemadam Kebakaran. Dalam bahasa Inggris, profesi ini disebut Fire Fighters. Sebagaimana namanya, profesi ini bekerja untuk menjinakkan kobaran api. Dengan pakaian anti panas, pipa penyemprot berukuran besar, mobil pemadam yang meraung-raung, profesi ini selalu bersiap 24 jam karena musibah kebakaran tidak pernah diketahui kapan terjadinya.
Tentu saja, mereka yang berprofesi sebagai pemadam kebakaran bukanlah orang sembarangan. Mereka harus memenuhi kriteria tertentu sebelum diterima sebagai bagian dari profesi mulia ini. Mereka harus sigap, kuat, dan cerdas. Masalah ketampanan bukanlah termasuk kriteria. Hehehe.
Tidak hanya itu, agar bisa melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik, maka para pemadam kebakaran haruslah didukung oleh sistem yang baik. Maksud saya, dengan adanya sistem yang baik, maka pergerakan mereka secepat kilat begitu mengetahui ada musibah kebakaran di sebuah titik.
Hal inilah yang sering dilupakan oleh profesi ini di beberapa negara lain, termasuk Indonesia. Kadang kita melihat berita kebakaran dimana pemadam kebakaran baru tiba di lokasi saat rumah, gedung, atau fasilitas lainnya sudah hancur. Ini terjadi karena tidak adanya sistem yang terkelola dengan baik. Apalagi kondisi jalanan di kota-kota besar yang sering macet, sehingga menghalangi laju mobil pemadam kebakaran.
Di sini, setiap rumah, apartemen, gedung, memiliki smoke detector. Detektor ini berfungsi untuk mendeteksi adanya asap di titik tersebut. Jika ternyata kadar asapnya tinggi, maka detektor ini secara otomatis akan berbunyi nyaring. Detektor ini hanya akan berhenti jika asapnya berkurang.
Menurut seorang teman, detektor ini terhubung langsung dengan kantor pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi. Artinya, untuk mengetahui adanya potensi kebakaran di sebuah tempat, tidak perlu menunggu laporan masyarakat dulu. Jika detektor ini terus-menerus berbunyi selama kurang lebih 15 menit, maka armada fire fighters akan langsung meluncur ke TKP. Itulah hebatnya sistemnya.
Apakah kerja mereka akan terhambat oleh kemacetan? Tidak. Warga di sini sudah sangat paham bahwa jika ada sirine mobil, entah itu sirine ambulans atau pemadam kebakaran, maka mereka harus segera menepi dan berhenti di pinggir jalan. Dengan begitu, mereka memberikan ruang yang cukup bagi ambulans atau pemadam kebakaran untuk melaju.
Pengalaman saya di sini, sirine mobil pemadam kebakaran hampir setiap hari meraung-raung di jalanan. Bukan karena setiap hari ada kebakaran hebat yang melanda bangunan tertentu. Justru sirine itu sering “berkumandang” karena api kecil pun bisa menjadi pemicu pergerakan mereka. Mereka tidak menunggu api membesar dulu baru berangkat. Segala potensi kebakaran, walaupun hanya api kecil, selalu dipedulikan oleh profesi ini.
[caption id="attachment_148" align="aligncenter" width="652"] Fire fighters siap siaga (doc. pribadi)[/caption]
[caption id="attachment_149" align="aligncenter" width="652"] Tidak ada api yang berkobar atau asap yang mengepul. Antisipasi mereka hebat. Api kecil saja sudah cukup bagi mereka untuk bergerak (doc. pribadi)[/caption]
Gambar di atas adalah gambar pemadam kebakaran plus polisi yang datang memadamkan api di apartemen yang terletak di depan apartemen saya. Saat itu sekitar pukul 11 malam. Saya kaget pas pemadam kebakaran datang. Soalnya, saya tidak melihat adanya kobaran api maupun kepulan asap dari apartemen itu.
Setelah pemadam masuk, saya melihat adanya api kecil dan asap yang keluar dari pintu apartemen itu. Bagi saya, api itu tidaklah terlalu besar. Namun, untuk menghadapi kobaran itu, seingat saya, ada sekitar 3 pemadam kebakaran yang datang, 2 mobil patroli polisi, dan 1 ambulans yang siap sedia jika ada korban.
Sungguh saya sangat kagum dengan apa yang mereka lakukan. Cepat dan sigap. Menenangkan.
Salah satu hal yang kadang selalu terlupa dalam sebuah pengambilan kebijakan adalah antisipasi. Kadang kita terlalu bersemangat dalam melakukan sesuatu tanpa pernah menyadari bahwa di setiap hal, selalu saja ada dua sisi yang dimiliki dari apa yang kita lakukan. Berhasil/gagal, benar/salah, baik/buruk, cepat/lambat, dan seterusnya. Dengan antisipasi yang baik, ke-2 sisi itu tidak akan mempengaruhi performance yang kita miliki atas sebuah langkah yang diambil.
Salam.
Komentar
Posting Komentar